tata

Selasa, 04 Juni 2013

BOGOR EduCARE is MY CAMPUS



Sedikit cerita tentang My Campus. Saat itu saya belum mengetahui tentang BOGOR EduCARE, campus yang saya cintai ini. Awalnya setelah lulus dari SMA swasta di kota bogor, saya bekerja di sebuah dealer motor honda resmi di kota Jakarta. Saya ini bisa dikatagorikan orang yang tidak betah dengan teman yang tidak menyukai saya terang-terangan. Hingga saya pun berpindah-pindah tempat kerja. Sudah 8 bulan saya memiliki pengalaman kerja dan akhirnya saya pun kembali pulang ke tempat tercinta yaitu Kota Bogor. Selama saya di bogor, saya belum terfikir untuk bekerja kembali. Dan selama kurang lebih 2 tahun saya membantu orang tua saya di rumah dan di warung.

Kira-kira saat itu orang tua saya memberikan sebuah brosur tentang sebuah kampus yang bernama Bogor EduCARE. Orang tua saya ingin sekali agar saya dapat berkuliah di kampus ini. Ternyata di campu Bogor EduCARE ini memiliki Beasiswa Penuh. Awalnya saya memang belum percaya betul dengan hal itu. Dan akhirnya saya membaca brosur yang orang tua saya berikan.

Disini, saya akan membahas tentang kampusnya sendiri, itung-itung promosi :-D ….

Dimulai dari sejarahnya. Kampus ini didirikan oleh pak Ahmad Kalla, adiknya pak JK alias Jusuf Kalla tahun 2001. Dia merasa sedih karena banyak pemuda yang putus sekolah dan ga kuliah. Beliau mau membantu mereka dengan memberikan pendidikan yang gratis dan berharap dengan pendidikan ini, para mahasiswa mampu membantu ekonomi orang tua meraka. Bersama perusahaan yang ia ketuai, PT Bukaka Teknik Utama, akhirnya keinginannay bisa tercapai. Awalnya, Bogor EduCare (BEC) [logonya ada di sevelah kiri] didirikan di daerah Panaragan, Bogor.
Keadaan waktu itu sangat sederhana [fotonya dibawah ini]. Mereka baru mampu menyewa sebuah rumah kecil, computer yang jadul, serta ruang kuliah yagn sempit. Waktu dipromosikan, banyak yagn ga percaya kalo itu beneran murni gratis. Dulu, mahasiswa yang ikut pertamanya Cuma 70 orang.Pak AK (saya panggil aja gitu biar kaya pak JK gitu :-D )  sempet pesimis apakah bisa kampus ini bisa bertahan dengan kondisi yang sedikit memprihatinkan. Padahal niatnya tulus mau membantu pemuda yang kurang mampu.
Akhirnya, tahun 2008 ada donator yang mau menyumbang untuk membuat gedung sendiri di daerah Sukaraja, Bogor. Mulailah ada harapan baru untuk mengembangkan kampus ini menjadi lebih baik [fotonya di bawah ini].
Saat saya datang kesitu intuk pertama kalinya, kesan pertama yagn saya dapat adalah kampus ini sangat bersih, beda sama kampus pada umumnya. Bahkan, WCnya sekalipun bersih dang a bau, beda sasma kampus ato sekolah manapun. Sampe saya pikir “Dengan kondisi ini sih, ini kampus bisa aja dapet penghargaan adipura karena kebersihannya.” Udah gitu, suasanya adem pisan, euy. Ada pohon rindang yang bikin adem. Beda gitu sama Jakarta yang panas. Disini saya sempat nikmati musholanay yang juga adem, enak buat sholat. Kalo keadaan seperti ini semua orang yang mau kuliah juga mau. Mangkanya kampus ini dijuluki “Green Campus” karena adem dan emang catnya juga warna hijau.
Ada yang beda kampus ini dengan yang lain. Cekidot…
Pertama, dari segi akademi yang diberikan. Kuliah disini Cuma, 1,5 tahun, 1 tahun kuliah, 2 bulan magang alias PKL, 4 bulan bikin laporan alias skripsi, sidang, hard cover sampe wisuda. Lalu, materi yang diberikan merupakan macam-macam materi, mulai dari bahasa Inggris, computer, keadministrasian, teknik mengetik 10 jari, sampe entrepreneurship lho. Bahasa Inggrisnya aja diambil dari materi S1 Sastra Inggris yang dipepetin buat materi D1! Jadi, disini kita belajar S1 Sastra Inggris dlm waktu 1 tahun!! Sampe ada studi perbandingkan BEC dgn suatu universitas jurusan sastra Inggrisnya, materi yang diajarkan 4 tahun itu cuma basic aja, sedangkan di BEC bisa lebih dari basic. Keren ga? Selain itu, di kampus lain dituntut harus hapal sesuai dengan yang diberikan dosen. Jadi seolah-olah seperti robot, harus hapal materi A-Z tanpa dicerna dulu. Itulah kenapa direktur BEC (mugkin di kampus laen bilangnya rector kampus) pernah bilang “kita bayar jutaan rupiah buat kuliah cuma buat dijadikan robot.” Sedangkan di BEC, ga menuntut begitu. Dalam perkuliahan yang dituntun paham, bukan hapal. Kalau sudah tau prinsip dan konsep-konsep daru suatu materi, kita bisa mengembangkannya sendiri. Jadi ga mesti sesuai sama buku. Kalo sudah seperti ini, jadi kaya film bollywood “3 idiots” dong? Bisa dibilang gitu, yang penting paham materinya, bukan hapal.
Kedua, ini pake sistem DO. Ini juga ga pake semesteran, tapi cawu alias 4 bulanan. Tiap cawu pasti ada pengumuman hasil kuliah. Penilainnya berdasarkan IP alias academis sikap alias attitude, dan kehadiran. Disini masuk kuliahnya juga kaya orang kantoran, jam 8 pagi samoe jam 4 sore, dan ga bisa sembarangan bolos kuliah. Telat 1 menit aja dah kaya telat 1 jam! Dan dikasih jatah ga masuk 30 jam. Kalo lebih dari itu, bisa di-DO. Kalo IP bagus, tapi sikap jelek, bisa di-DO. Kalo IP rendah, tapi sikap bagus, bisa jadi pertimbangan, masuk probation. Kesempatan probation cuma 1 kali aja. Penilaian attitude aja ketat lho, mulai dari sikap sama dosen sampe sikap sama satpamnya sekalipun. Jadi ketat disini, ga bias maen-maen. Hasilnya akan keliatan pas di dunia kerja, dimana lulusan BEC bener-bener kompeten dalam kerjanya. Tak heran jika pas PKL, perusahaan banyak yang berminat merekrutnya menjadi pagawai, padahal belum bikin skripsi.
Ketiga, disini pembentukan karakter bener-bener keliatan. Yang seperti ini ga ada di kampus lain, only in BEC :-D . Emang sih, ga ada mata kuliahnya, tapi ini terbentuk saat keseharian di kampus, mulai sama dosen, temen nongkrong, temen kostan, sampe ke satpam sekalipun. Jadinya, menimbulkan sifat kekeluargaan yang kuat. Inilah yang ga ditemukan di kampus lain dimana masing-masing cuek satu sama lain. Kalo misal lulusan BEC ditempatkan di kampus biasa, akan terlihat bedanya. Tiap kali ada tugas, lulusan BEC bener-bener semangat dalam menjalani tugas  Disini juga bernuansa islami dan ditanamkan akidah agama yang kuat, sehingga kehidupan di kampus sudah serasa kaya di pesantren. Satu lagi nilai plus dari kampus ini. Jadi, bagi yang mau masuk BEC, juga sekalian memperbaiki akhlaktul karimah juga.
Dan satu hal penting lagi, sebenarnya BEC ini tak memiliki gelar alias non –degree. Jadinya seperti lulusan SMA++. Jangan kecil hati dulu, lihat aja bukti-bukti tadi. Banyak yang pas PKL langsung direkrut jadi pegawai karena menurut perusahaan-perusahaan, lulusan BEC kompeten daln memiliki skill yang menjual dan itu sudah terbukti. Jika dibandingkan dengan universitas lain, mereka bisa teori, tapi dalam dunia kerja kadang kala suka kurang kompeten dalam kerjanya. Itu karena mereka kurang dalam pembekalan skill, jadinya banyak yang kurang dilirik sama perusahaan. So, lulusan BEC mampu bersaing dengan universitas-universitas ternama sekalipun. Banyak perusahan-perusahaan yang sudah mengakui keunggulan lulusan BEC. Jika ingin lanjut ke universitas umum buat ambil S1 sih juga bisa, asal ada mata kuliah yang sesuai. Banyak juga lho univertisas yang sudah mengakuinya.

Posted by Liu Xaolu's Journal
Re Posted Ely karmila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar